INFOBUMN.COM – Elektabilitas Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) meningkat.
Hal itu terjadi usai Erick Thohir berhasil menghalau sanksi berat dijatuhkan oleh FIFA kepada Indonesia terkait dengan Piala Dunia U-20.
Demikian disampaikan Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 26 Mei 2023.
“(Elektabilitas Erick) meningkat sejak dinamika Piala Dunia U-20 itu, terutama upaya Erick Thohir untuk membatalkan keputusan FIFA cukup dihargai masyarakat,” kata Bambang Setiawan.
Baca Juga:
Disaksikan Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping, KKP Kerja Sama Sektor Perikanan dengan Tiongkok
Berkat perjuangan Erick Thohir itu, kata Bambang, banyak masyarakat dan pecinta bola Indonesia memberikan apresiasi.
Baca artikel menarik lainnya di sini: Inilah Sosok Calon Wapres Pilihan Pengikut Twitter Iwan Fals untuk Capres Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, apresiasi itu terekam dalam peningkatan elektabilitas Menteri BUMN itu sebagai cawapres di Pilpres 2024 dalam survei Litbang Kompas.
Elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres tercatat meningkat sebesar 1,4 persen dari 3,1 persen pada survei periode Januari 2023, menjadi 4,5 persen pada survei periode Mei 2023.
Baca Juga:
Survei Litbang Kompas itu dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak.
Survei tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error sekitar 2,83 persen.
Bambang Setiawan menjelaskan, saat terjadi dinamika Piala Dunia U-20 berupa pro dan kontra dari beberapa pihak di Tanah Air.
Terkait keikutsertaan Timnas Israel, Erick Thohir bergerak cepat dengan langsung bernegosiasi bersama FIFA.
Baca Juga:
Bambang mengatakan bahwa Ketua Umum PSSI itu membawa cetak biru transformasi dunia sepak bola Indonesia dan surat dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk Presiden FIFA Gianni Infantino.
Negosiasi yang dilakukan oleh Erick Thohir tersebut berhasil menghalau sanksi berat untuk dunia sepak bola Indonesia.
Adapun Indonesia hanya menerima sanksi administrasi berupa pembekuan dana operasional FIFA untuk PSSI, yakni FIFA Forward 3.0.
Keputusan tersebut juga sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi yang tidak menginginkan dunia sepak bola Indonesia terasingkan dari komunitas internasional.
“Meskipun tidak mengembalikan posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, tampaknya simpati orang terhadap Erick Thohir mulai muncul,” kata Bambang.***